DEWATOGEL – Upacara penyerahan trofi Piala Dunia kali ini terasa berbeda. Bukan pada kemasan acara yang disiapkan oleh panitia Piala Dunia 2022 di Qatar untuk sang pemenang. Namun, dikenakannya jubah tradisional yang disebut bisht kepada kapten Argentina, Lionel Messi.
Sebelumnya, Lionel Messi dan timnas Argentina berhasil mengatasi perlawanan Perancis lewat adu penalti 4-2 setelah bermain imbang 3-3 selama 120 menit di final Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail, Senin (19/12/2022) dini hari WIB.
Sebelum mengangkat trofi yang sudah dinanti selama 36 tahun oleh rakyat Argentina, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani memberikan jubah tradisional Arab dan membantu mengenakan Messi di atas podium. Presiden FIFA Gianni Infantino menyaksikan momen itu.
Jubah berwarna hitam transparan dengan aksen emas itu disebut bisht, yang merupakan pakaian tradisional Arab selama ribuan tahun.
Dahulu, bisht biasa dipakai oleh Bedouins atau orang Badui, suku pengembara di Jazirah Arab, saat musim dingin. Bahannya mirip bahan kain karung untuk melindungi pemakainya dari air hujan.
Kini, bisht hanya dikenakan di acara khusus dan penting seperti pernikahan, festival, wisuda, dan Hari Raya Idulfitri. Bahannya juga tipis, jadi tidak lagi digunakan saat musim dingin.
Sehelai bisht berharga sangat mahal bergantung sulaman emas, perak, tembaga, dan kain sutra yang dipakai. Satu bisht berkisar dari sekitar Rp 415 ribu hingga Rp 82,9 juta.
Bisht juga menjadi simbol perayaan, spesial, dan memberikan kesan mewah. Royal bisht contohnya, dirancang khusus untuk pangeran, politisi, dan orang kaya.
Makanya, bisht juga menjadi penanda atau pembeda sosok-sosok yang memakainya. Daerah Al-Ahsa di timur dikenal sebagai kawasan penjahit bisht terbaik selama 2000 tahun. Mereka juga dikenal sebagai produsen bisht paling sip di negara-negara Teluk sejak 1940. Salah satu yang terkenal yakni Al-Qattan, Al-Kharas, Al-Mahdi, atau Al-Bagli, diturunkan dari nama keluarga penjahitnya.
Al-Ahsa identik dengan bisht spesial Hasawi. Bisht paling mahal ini berbahan bulu unta, llama, atau wol kambing, dengan sulaman emas di kerah dan lengan.
Bisht adalah jubah panjang tradisional Arab yang dikenakan pria di atas thobes mereka. Jubah ini biasanya terbuat dari wol dan warnanya berkisar dari putih, krem, dan krem hingga warna cokelat, abu-abu, dan hitam yang lebih gelap.
Dengan pemberian kain bisht kepada Messi, seolah menandakan bahwa pemain berjuluk La Pulga tersebut sudah menjadi seorang legenda dengan kehormatan tertinggi setelah meraih trofi Piala Dunia.
Dr Mustafa Baig, seorang dosen Studi Islam di Universitas Exeter, mengatakan kepada kantor berita PA bahwa bisht adalah jubah formal yang dikenakan oleh keluarga kerajaan, pejabat, calon pengantin pria pada hari pernikahan mereka, dan wisudawan pada upacara wisuda.
“Jadi hanya beberapa orang terpilih yang benar-benar memakai bisht,” katanya seperti dikutip dari Telegraph.
Berbicara tentang Messi yang mengenakan pakaian tersebut, Dr Baig berkata: “Mereka pada dasarnya menghormatinya dengan meletakkannya di atas bahunya.
“Ini seperti tanda kehormatan, dan semacam penyambutan budaya dan penerimaan budaya.”
Dr Baig mengatakan jubah itu juga mewakili pakaian nasional Qatar, tetapi hanya pada acara-acara penting. Bisht merupakan pakaian yang lebih diasosiasikan dengan negara-negara Teluk dan tidak umum di semua negara Arab.
“Dan ini adalah acara puncak. Maksud saya, mungkin tidak ada kesempatan yang lebih besar, jadi mereka menjadikannya sebagai tanda kehormatan,” katanya.
Dr Baig mengatakan dia melihatnya sebagai “pelukan oleh Messi dari budaya lokal”, dan itu adalah “hal yang cukup keren” untuk dilakukan Qatar dan “pemikiran cerdas” atas nama mereka.
Ditanya apa pendapat orang-orang di Teluk saat itu, Dr Baig mengatakan mereka akan senang melihatnya karena mereka akan mengenalinya dari acara-acara khusus dalam hidup mereka sendiri.
Meski pemberian jubah itu bermakna sebagai tanda kehormatan, namun hal itu dikecam sejumlah mantan pemain ternama yang menjadi komentator di televisi. Komentar miring pun muncul di sosial media.
Dikutip dari Daily Mail (19/12/2022), beberapa pengamat merasa bisht itu dimaksudkan sebagai alat PR untuk rezim Qatar, seperti yang tertulis di salah satu tweet: ‘[Sebuah] jubah Arab pada Messi mengangkat trofi. Simbolis. Sebuah cara untuk mencap budaya pada apa yang akan menjadi salah satu gambar paling ikonik yang pernah ada.’
Tidak Ada Alasan
Yang lain menambahkan bahwa: ‘Messi akhirnya memenangkan Piala Dunia dan diharuskan mengenakan jubah untuk mengangkat trofi. Anda tidak boleh melakukan itu,’ sementara beberapa orang merasa pemain nomor 10 Argentina itu ‘terlihat seperti seorang kaisar’.
Pablo Zabaleta, mantan pemain timnas Argentina, yang pernah berjuang dengan Messi di berbagai pertandingan internasional, mempertanyakan urgensi pemakaian bisht kepada rekannya itu.
“Kenapa? Kenapa sih? Tidak ada alasan untuk melakukan hal itu,” sebut Zabaleta ketika menjadi komentator, seperti dikutip dari Mirror.
Mantan striker Inggris, Gary Lineker bahkan menyayangkan hal itu. “Disayangkan bagaimana mereka menutupi Messi yang mengenakan kaus Argentina,” katanya.
Sedangkan legenda Inggris lainnya Alan Shearer lantas mengeluarkan pernyataan gurauan terkait keberadaan Presiden FIFA Gianni Infantino di atas podium.
“Saya pikir Infantino juga tidak akan membiarkannya pergi,” kata Shearer
Messi sendiri hanya sebentar mengenakan bisht. Ketika ada pemasangan bintang ketiga di jersey Argentina, jubah spesial itu dilepas sang kapten Albiceleste.