– Presiden Joko Widodo meminta masyarakat dapat mengantisipasi potensi kemacetan pada saat musim mudik Lebaran mendatang. Salah satunya dengan melakukan perjalanan lebih awal. Berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan, diperkirakan ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan digunakan pemudik saat kembali ke kampung halamannya. “Ini adalah jumlah yang sangat besar, dan diperkirakan akan terjadi kemacetan parah,” ujar Jokowi dalam keterangan video yang diunggah YouTube Sekretariat Presiden, Senin (18/4/2022). “Oleh karena itu, saya mengajak masyarkat untuk menghindari puncak arus mudik pada 28, 29 dan 30 April 2022,” tegasnya.
Langkah antisipasi
Presiden menyatakan bahwa pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Antara lain rekayasa arus lalu lintas dengan penerapan ganjil genap, pemberlakuan jalur satu arah (one way) dan melarang truk masuk jalan tol. “Untuk itu, saya mengajak masyarakat untuk mudik lebih awal, tentu saja menyesuaikan dengan jadwal libur dari tempat bekerja,” kata Jokowi. “Jangan lupa tetap mematuhi protokol kesehatan, utamanya memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak,” tambahnya.
Jangan pakai sepeda motor
Dalam kesempatan terpisah, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati meminta masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan roda dua sebagai moda transportasi mudik. Aspek keselamatan pemudik serta kondisi cuaca saat melakukan perjalanan menjadi pertimbangannya. “Kita memastikan pemudik yang menggunakan roda dua dikurangi, kalau bisa jangan (mudik dengan kendaraan roda dua) karena aspek keselamatannya sangat berisiko belum lagi cuaca ya,” kata Adita dalam diskusi bertajuk “Mudik Aman, Mudik Sehat” secara virtual, Senin. Adita mengatakan, sekitar 85,5 juta orang akan melakukan perjalanan mudik menggunakan berbagai moda transportasi. Dari jumlah tersebut, 47 persen masyarakat melakukan mudik menggunakan transportasi darat baik itu kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
Oleh karenanya, kata dia, Kemenhub akan menyiapkan cadangan transportasi agar tidak terjadi kelebihan penumpang (over capacity) dan banyak penumpang tak terlayani. “Kita juga harus pastikan semua kendaraan sudah siap melayani,” ujarnya. Lebih lanjut, Adita mengatakan, khusus transportasi darat, akan ada rekayasa lalu lintas, mengingat jumlah kendaraan akan melonjak lebih tinggi dari dua tahun sebelumnya. “Lalu lintas baik jalan tol maupun non tol volumenya akan begitu besar, sehingga kapasitas jalan tol ini juga tentu tidak bisa begitu saja melayani, artinya harus ada rekayasa lalu lintas itu juga yang dipersiapkan,” ucap dia.
Kadar antibodi masyarakat diyakini aman untuk mudik
Adapun Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya kembali melakukan sero survei beberapa waktu lalu. Langkah tersebut dilakukan untuk mengambil keputusan terkait kondisi Lebaran 2022 di tengah pandemi Covid-19.
“Hasilnya bisa disampaikan kadar antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2 persen, artinya 99,2 persen dari populasi masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi, itu bisa berasal dari vaksinasi maupun berasal dari infeksi,” kata Budi dalam konferensi pers secara virtual terkait hasil ratas PPKM, Senin. Budi mengatakan, pihaknya juga melakukan pengukuran terhadap titer antibodi di masyarakat. Menurutnya, jika hasil sero survei pada bulan Desember menunjukkan bahwa titer antibodi berada di angka 500-600, pada Maret ini titer antibodi naik di angka 7.000-8.000. Dengan demikian, saat ini, mayoritas masyarakat sudah memiliki antibodi dan titer antibodi yang tinggi. “Sehingga kalau nanti diserang virus kita daya tahan tubuh bisa cepat menghadapinya dan mengurangi sekali risiko untuk masuk rumah sakit apalagi risiko yang menyebabkan wafat,” ujarnya. Berdasarkan hal tersebut, Budi meyakini kegiatan mudik Lebaran tahun ini dapat berjalan lancar dan tidak membawa dampak negatif.
“Itu yang menyebabkan kenapa kami percaya bahwa Insya Allah Ramadhan kali ini, mudik kali ini, bisa berjalan dengan lancar tanpa membawa dampak negatif kepada masyarakat kita,” ucap dia. Meski demikian, Budi tetap meminta masyarakat berhati-hati dan waspada terhadap risiko penularan Covid-19, mengingat kasus Covid-19 di Hong Kong dan Korea Selatan meningkat Masyarakat juga diminta tidak jumawa karena kondisi pandemi di Indonesia telah cukup membaik. “Jadi tetap arahan dari bapak presiden kita harus hati-hati dan waspada, jangan sombong dan jemawa,” kata Budi. Budi juga meminta masyarakat yang melakukan mobilitas untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama menggunakan masker. Ia mengatakan, memakai masker bukan hal yang aneh dan seharusnya bisa menjadi gaya hidup.
Masyarakat diminta tak bepergian ke luar negeri
Menyikapi masa libur panjang Idul Fitri yang semakin dekat, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengimbau, masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri. Dia menegaskan, kondisi pandemi Covid-19 di luar negeri tidak sama dengan di Indonesia, sehingga dikhawatirkan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) membawa virus ke Tanah Air. “Dengan adanya libur panjang (Idul Fitri), masyarakat juga diimbau utk tidak bepergian ke luar negeri. Karena kita ketahui di negada lain situasinya tidak seperti di Indonesia. Sehingga ada potensi penularan dari luar negeri,” ujar Airlangga usai rapat evaluasi PPKM di Istana Merdeka, Senin. “Sehingga dengan demikian ini tentu jadi peringatan bagi kita semua bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Oleh karena itu kita tetap harus waspada,” lanjutnya. Baca juga: Jokowi Ungkap Strategi Pemerintah Atasi Potensi Macet Parah Saat Mudik Dia menuturkan, saat ini di sejumlah negara terjadi kenaikan kasus Covid-19. Misalnya, yang terjadi di Shanghai, China. “Tentu kita tak ingin kenaikan itu membawa virus, dibawa oleh PPLN kita ke dalam negeri,” tegasnya.